Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2019

PANGGUNG PARA BADUT GAGU

Tirai disibak, lampu berbagi nyala, sang badut gagu muncul dari kegelapan, bicara terbata dan berjatuh-jatuh ria, gelak tawa menggema, isi kepala tak ada. Setidaknya begitulah potret teater Malang hari ini. Sebagian besar—bila tidak mau dikatakan hampir semua—teater di Malang terjebak pada dua persoalan: badut dan gagu. Sebagian dari mereka sekuat tenaga menjadi badut, mengais-ngais lelucon, menyiapkan teknik jatuh yang konyol dan riasan aneka warna. Sebagian lagi berapi-api dalam benak, tapi gagu. Akhir-akhir ini mudah sekali ditemukan sebuah pertunjukan yang digelar tanpa motivasi dan pendalaman substansi yang meyakinkan. Pertunjukan-pertunjukan digelar dari referensi naskah yang sangat minim dan seringkali ditujukan hanya untuk perwujudan eksistensi kelompok. Tujuan yang amat sempit. Upaya latihan berpuluh kali itu hanya dimaksudkan untuk memanggungkan teks dramatik. Ibarat sebuah projector yang menampilkan citra computer/laptop apa adanya. Projector yang tidak menghab

TEATER ASYIK SENDIRI

Pernahkah kita melihat pertunjukan teater yang tidak dihiraukan penontonnya. Ketika lampu panggung mulai menyinari, adegan digelar, musik ditabuhkan, tapi penonton malah mengobrol sendiri atau asyik menonton handphone masing-masing. Apakah kita semakin sering menyaksikan pemandangan itu? Dalam kondisi ini, maka kita melihat dua pertunjukan sekaligus. Pertunjukan pertama adalah panggung teater yang ditonton para pemainnya sendiri atau kru di belakang panggung. Pertunjukan kedua adalah pertunjukan yang dilakukan oleh penonton sendiri. Lalu apa gunanya membuat pertunjukan teater? PESIMISME SENIMAN TEATER Seniman teater adalah orang-orang yang percaya diri. Mereka mampu menghilangkan—atau setidaknya mengesampingkan—rasa canggung dan ketakutan untuk tampil di depan orang banyak. Itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Tapi ada pesimisme yang terus menghantui mereka. Setidaknya pesimisme ini nampak dalam beberapa hal, yaitu rendahnya harga tiket, kecilnya target jumlah penonton,